SEKIRANYA Al Qur’an punya hati dan mulut untuk bicara, apakah yang anda bayangkan terhadapnya? Setiap orang pasti punya imajinasi yang berbeda. Terinspirasi dengan tulisan imajinatif di internet, saya membayangkan bahwa dia (Al Qur’an) akan banyak menuangkan curahan hati (curhat) kepada manusia. Isi curhatnya, kira-kira begini:
Wahai manusia, waktu engkau masih kanak-kanak, betapa sayangnya kau padaku. Kau selalu dalam keadaan suci jika hendak menyentuhku. Setiap hari, kau pelajari diriku dengan hikmad, dan engkau baca dengan suara lirih. Sesekali suaramu keras tapi alunanya merdu. Setelah usai kau tak pernah lupa menciumku dengan mesra sekali.
Sekarang kau telah dewasa. Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku. Mengapa? Apakah aku telah kau anggap sebagai catatan usang yang hanya pantas dibaca anak kecil?
Sekarang Engkau menyimpanku dengan rapi sekali. Kau pendamkan aku dalam laci atau di atas lemari. Yah! Kini aku lebih banyak kau singkirkan. Lebih banyak kau biarkan dalam kesendirian hingga kesepian. Sampai-sampai engkau sering lupa di tempat mana kau menyimpanku.
Seingatku, dalam setahun hanya di bulan ramadhan engkau membacaku. Itupun hanya sesekali. Kadang aku kau anggap sebagai perhiasan rumahmu. Dan ketika engkau nikah, aku kau jadikan mas kawin agar engkau di anggap orang taqwa. Kalau pun engkau membawaku bersamamu, itu karena kau mau menjadikanku sebagai penangkal hantu dan syetan.
Dulu ketika kau masih bergelimang dalam kemiskinan, engkau rajin sekali membacaku. Pagi-pagi, surah-surahku sudah kau baca beberapa halaman. Sore hari menjelang maghrib sering kali kau membaca aku beramai-ramai bersama teman-temanmu di Mushalla atau Surau.
Sekarang, ketika derajatnmu menjadi kaum berpunya, kau mengabaikanku. Setiap pagi, kau lebih suka nonton berita pagi di TV sambil menyerup kopi panas. Ketika berangkat kerja, kau sudah lupa pembuka surahku (Basmalah). Bahkan diperjalanan, kau lebih asyik menikmati musik pop, dangdut atau rock. Tak ada kaset berisi ayat-ayatku di laci mobilmu.
Di komputer kerjamu pun kau lebih senang memutar musik favoritmu. Jarang sekali kau melantunkan ayat-ayatku. Ketika kau sedang rapat dan ayat-ayatku melantun dari toa masjid di dekat kerjamu, kau malah menutup jendela ruang rapatmu. Kau menganggapku sebagai pengganggu rapatmu. Kau benar-benar telah melupakanku!
Sungguh, aku tidak melarangmu menonton berita pagi di TV atau melarang mendengar musik favoritmu. Aku juga tidak bermaksud melarangmu mengakrabi urusan dunia-duniamu, bukankah Rasulullah memang mengatakan, “kejarlah duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya.” Tapi engkau baca jugalah aku di antara kesibukan duniamu, sebab Rasulullah juga menegaskan, “kejarlah akhiratmu seakan-akan engkau mati besok”.
Wahai manusia, dengan mengatakan itu, aku tidak bermaksud mengiklankan diriku padamu, seperti buku-buku populer di toko-toko. Sunguh, jika engkau rajin membaca dan menghayati surah-surahku, aku berjanji, di alam kubur nanti aku akan datang sebagai pemuda yang gagah nan tampan, yang akan membantu engkau membela diri. Ini bukan janji politisi yang kerap kali ingkar.
Kalau masih tak percaya, dengarlah perintah Rasulullah, “Bacalah kalian Alqur’an, maka sesungguhnya Alqur’an akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafaat (sebagai pembela) pada orang yang mempelajari dan mentaatinya.” Wallahul Musta’an.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar